Satu lagi makanan yang terkenal berprotein tinggi ialah jentik nyamuk,
makanan yang disukai hampir semua jenis ikan tanpa risiko sampingan.
Jentik nyamuk yang tak lain dari larva nyamuk itu sebetulnya bukanlah
makhluk air asli. Ia berasal dari filum Arthopoda, kelas Insecta,
subkelas Pterygota, dari ordo Diptera. Larva nyamuk ini berasal dari
nyamuk biasa, artinya nyamuk yang biasa mengganyang kita di rumah. Jadi
bukan larva nyamuk Anopheles, Aedes Maupun Thelobia yang ganas itu.
Jentik
nyamuk ini biasanya mudah dan banyak ditemukan di air selokan,
comberan, parit, rawa, dan sebagainya. Berbeda dengan tubifex, nyamuk
ini justru butuh tempat yang tergenang untuk berkembangbiak. Lebih dari
itu, makanan nyamuk betina ini pun berbeda dengan nyamuk jantan. Jika
nyamuk betina gemar dengan darah manusia, maka si jantan cukup menghisap
cairan pada daun. Sedangkan larvanya menyukai dtritus, jasad renik
seperti ganggang, ragi, dan bakteri.
Larva nyamuk ini bergerak
dengan jalan menggerak-gerakkan badannya. Ia tidak memiliki alat khusus
untuk membantunya berpindah tempat. Mereka mengambil oksigen dari udara
dengan alat bernama trachea. Maka tidak heran jika larva ini tahan hidup
bergerombol pada tempat yang miskin oksigen, misalnya di lingkungan
yang tergenang.
Jentik nyamuk ini tergolong sangat cocok
diberikan bagi induk ikan hias yang telah atau akan kawin, karena selain
ukurannya pas, juga kandungan proteinnya tinggi. Bahkan induk yang
telah bertelur akan cepat matang telur kembali bila diberi makan jentik
nyamuk.
Selasa, 26 Juli 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar